‎8 KEBIASAAN MANUSIA PEMAKANAN YANG ANEH

1. Necrophagia : Kebiasaan
Makan Mayat
Necrophagia atau
endokanibalisme adalah
tindakan makan daging manusia
manusia mati. Hal ini tidak terlalu
umum tetapi adalah kebiasaan
pada mereka yang
melakukannya. Ide di balik
kebiasaan mengerikan ini adalah
kepercayaan bahwa dengan
memakan tubuh si mati maka
sekaligus akan 'menghisap' sifat-
sifat almarhum untuk asimilasi
roh. Beberapa suku di Amerika
Selatan dan Australia dikatakan
telah mempraktekkan ritual
menyeramkan ini. Tapi banyak
akademisi merasa
endocannibalisme adalah
tuduhan palsu dilemparkan oleh
kolonial pada masa awal untuk
mendapatkan alasan dominasi
politik. Menurut antropolog
Napoleon Changon, komunitas
Yanomamo di Amerika Selatan
masih makan abu dan sisa tulang
orang yang mati setelah di
kremasi.

2. Coprophagia : Kebiasaan
Makan Tinja
Coprophagia adalah praktek
konsumsi tinja (kotoran); hal ini
sangat jarang pada manusia.
Mengkonsumsi tinja orang lain
membawa risiko kontraktor
penyakit menyebar melalui
kotoran, seperti hepatitis.
Hepatitis A, Hepatitis E,
pneumonia, and influenza.
Hepatitis A, Hepatitis E, radang
paru-paru, dan influenza.
Vaksinasi umumnya
direkomendasikan untuk mereka
yang terlibat dalam praktek ini.

3. Autosarcophagy : Kebiasaan
Makan Tubuh Sendiri
Ini adalah bentuk gangguan dari
self-canibalism. Hal ini
dikategorikan sebagai pica
(gangguan yang berkaitan
dengan konsumsi hal-hal yang
tidak boleh dikonsumsi).
Beberapa orang akan terlibat
dalam kanibalisme diri sendiri
sebagai bentuk ekstrem dari
modifikasi tubuh, misalnya
makan kulit sendiri. Yang lainnya
akan minum darah mereka
sendiri, praktek yang disebut
autovampirism. Pada tanggal 13
Januari 2007, artis Denmark
Marco Evaristti mengadakan
pesta makan malam untuk
teman-temannya yang paling
intim. Makanan utamanya adalah
pasta agnolotti, pada yang
atasnya sebuah bakso yang
dibuat dengan lemaknya sendiri
hasil operasi sedot lemak. Bernd
Jürgen Armando Brandes
berharap untuk terlibat dalam
self-canibalism dalam
persidangan yang terkenal di
Jerman atas kasus pembunuhan
Armin Meiwes. Bernd bahkan
menawarkan dirinya untuk
dikonsumsi!

4. Anthropophagy : Kebiasaan
Makan Manusia / Kanibalisme
Tidak perlu bingung, istilah ini
sama sekali berbeda dengan
antropologi. Anthropophagy
lebih dikenal sebagai
kanibalisme. Memakan sesama
manusia telah dilakukan oleh
berbagai kelompok di masa lalu
di Lembah Amazon, biasanya
terhubung ke dalam ritual
perang suku. Fiji pernah dikenal
sebagai 'Kepulauan Kanibal'.
Kebudayaan Anasazi di
reruntuhan candi Chaco Canyon
telah ditafsirkan oleh beberapa
arkeolog sebagai bukti adanya
ritual kanibalisme.

5. Geophagy : Kebiasaan Makan
Tanah
Geophagy adalah praktek makan
zat sederhana seperti tanah liat,
dan kapur. Hal ini terkait erat
dengan pica yang merupakan
keinginan normal atau nafsu
untuk makan zat nonfood.
Banyak manfaat kesehatan yang
mungkin timbul dari geophagy
tetap diteliti dan banyak
diperdebatkan. Banyak ilmuwan
percaya bahwa hal ini berbahaya,
sementara yang lain
berpendapat bahwa mungkin
ada manfaatnya sebagai diet
defisiensi mineral.

6. Urophagia : Kebiasaan Makan
Air Seni
Urophagia adalah konsumsi air
seni – baik sendiri atau orang
lain. Urophagia umumnya
dianggap tidak berbahaya,
karena sebagian urin individu
sehat adalah steril. Namun, tetap
ada risiko kecil jika penyakit
hadir, atau infeksi bakteri dari
saluran kemih. Mungkin juga ada
efek sekunder, seperti ruam kulit
pada orang yang sensitif
terhadap air kencing.

7. Hyalophagia : Kebiasan
Makan Kaca
Hyalophagia adalah makan kaca.
Terutama tercatat sebagai
gangguan patologis, juga
dianggap sebagai bentuk pica.
Hyalophagia sangat berbahaya
bagi manusia sebagai konsumsi,
karena dapat memotong perut,
usus, dan tenggorokan pada saat
ditelan. Di Indonesia dikenal
kebiasaan makan kaca atau
beling di kalangan pelaku Kuda
Lumping, namun itu lakukan
dalam kondisi tidak sadar
(intrance).

8. Trichophagia : Kebiasaan
Makan Rambut
Trichophagia adalah kebiasan
makan rambut yang kompulsif.
Seringkali, rambut panjang
dikunyah ketika masih menempel
pada kepala dan kemudian
ditelan. Rambut akhirnya
mengumpul dalam saluran usus
besar menyebabkan gejala
seperti gangguan pencernaan
dan sakit perut. Sebuah pencahar
dapat diberikan untuk
menginduksi trichobezoar
(hairball) untuk keluar. Pada
tanggal 24 November 2007,
dilaporkan bahwa ahli bedah
mengeluarkan hairball seberat
4.5 kg dari perut seorang remaja
berusia 18 tahun di Chicago, AS,
yang menderita kondisi
psikologis yang menyebabkan
dia menelan rambutnya sendiri.

Komentar